Dua Perkara Cerai Berhasil Dimediasi Oleh Mediator PA Dompu

Dompu I pa.dompu.go.id

Selasa (23/11/2021), Hakim Mediator Pengadilan Agama Dompu berhasil mediasi 2 (dua) perkara dalam kurun waktu dua hari berturu-turut. Ihyaddin, S.Ag., M.H (Ketua PA Dompu) yang bertindak sebagai mediator melaporkan bahwa ada 2 (dua) perkara yang telah berhasil mediasi. Yaitu, perkara Cerai Talak Nomor 902/Pdt.G/2021/PA.Dp dengan hasil mediasi berhasil sebagian, dan perkara Cerai Gugat Nomor 938/Pdt.G/2021/PA.Dp dengan hasil mediasi berhasil dengan pencabutan.

Para pihak pada perkara Cerai Gugat sepakat untuk berdamai, dan Penggugat akan mencabut gugatannya di depan sidang Pengadilan Agama Dompu.

Senin, 22 November 2021, pada perkara Cerai Talak, Ketua PA Dompu yang bertindak sebagai mediator melaporkan bahwa para pihak sepakat untuk berdamai pada tuntutan, namun tidak pada proses perceraiannya. Mereka sepakat untuk bercerai.

Pada awal proses mediasi, Hakim Mediator terlebih dahulu menjelaskan mengenai prosedur dan pentingnya proses mediasi di Pengadilan. Kemudian Mediator memberikan berbagai nasihat kepada para pihak tentang pentingnya saling menjaga satu sama lain, terutama berkaitan dengan keutuhan rumah tangga. Namun ternyata kedua belah pihak menilai dan sepakat bahwa perkawinan mereka tidak dapat dipertahankan, sehingga pokok daripada perceraian tersebut tidak berhasil didamaikan.

Setelah berunding, dan menyampaikan tuntutan Termohon berkaitan dengan akibat perceraian, yaitu nafkah iddah, dan mut’ah. Kesepakatan pun akhirnya dicapai untuk seluruh tuntutan tersebut, dan kemudian Mediator membantu para pihak untuk menyusun kesepakatan perdamaian, yang pada akhirnya rumusan tersebut disetujui, serta ditandatangani oleh Pemohon dan Termohon di hadapan Mediator.

Setelah berhasil mediasi sebagian pada perkara tersebut, hari ini (Selasa, 23 November 2021), Ihyaddin, S.Ag., M.H (Ketua PA Dompu) melanjutkan mediasi atas perkara Cerai Gugat Nomor 938/Pdt.G.2021/PA.Dp. Sebelum memulai proses mediasi, seperti biasa Hakim Mediator terlebih dahulu menjelaskan mengenai prosedur dan pentingnya proses mediasi di Pengadilan. Kemudian Mediator memberikan berbagai nasihat kepada para pihak tentang pentingnya saling menjaga satu sama lain, terutama berkaitan dengan keutuhan rumah tangga, saling memahami kekurangan dan kekhilafan satu sama lain, dan yang paling penting adalah berkaitan dengan masa depan anak.

Setelah itu, Mediator memberikan kesempatan kepada para pihak (suami-isteri) secara bergantian untuk menyampaikan apa yang menjadi permasalahan sehingga rumah tangganya “goyah”.

Satu per-satu permasalahan dipaparkan oleh para pihak, mulai dari hal terkecil sampai terbesar sekalipun. Pak Ketua, sapaan akrab beliau, selaku Mediator pun memberikan berbagai nasihat, solusi, serta pemecahan atas masalah yang sedang dihadapi untuk dapat diselesaikan dengan menggunakan “kepala dingin”.

Mendengar nasihat dan solusi yang diberikan oleh Mediator, akhirnya pasangan suami-isteri yang semula berada di ujung tanduk kata pisah ini pun sepakat untuk menyelesaikan selisih faham dan perbedaan pendapat dalam rumah tangga secara kekeluargaan, musyawarah dan mufakat.

Akhirnya kesepakatan perdamaian pun dibuat dengan dibantu Mediator dalam perumusannya. Setelah kesepakatan perdamaian dirumuskan, para pihak diberi kesempatan untuk membaca dan melakukan koreksi poin-poin dalam kesepakatan tersebut. Setelah dirasa cukup dan sesuai, para pihak pun menyetujui dan kemudian menandatanganinya.

Para Pihak pada perkara Cerai Gugat Nomor 938/Pdt.G.2021/PA.Dp pun akhirnya bersepakat untuk mengakhiri gugatan cerai di Pengadilan Agama Dompu, serta mencabut perkara gugatan cerai tersebut di depan sidang Pengadilan Agama Dompu.

Para Pihak menyetujui rumusan kesepakatan perdamaian yang dirumuskan oleh Mediator, Ihyaddin, S.Ag., M.H (Ketua PA Dompu). Tampak pada foto, salah satu pihak sedang menandatangani kesepakatan perdamaian tersebut di hadapan Hakim Mediator.

Ditemui di ruang mediasi, Ihyaddin, S.Ag., M.H, selaku Mediator menjelaskan bahwa awalnya cukup sulit, namun ada celah perdamaian pada kedua perkara tersebut. “Yang lalu biarlah berlalu, buka lembaran baru, saling memaafkan dan tidak mengulangi kesalahan, semua demi masa depan yang lebih baik. Meskipun pada perkara Cerai Talak tidak berhasil mediasi seluruhnya, namun patut disyukuri bahwa mediasi berhasil sebagian. Dan, syukur alhamdulillah, untuk perkara Cerai Gugat berhasil mediasi untuk pencabutan perkara tersebut. Sebetulnya, introspeksi adalah kunci dari segala kesalahan dan kekhilafan, kalau sama-sama berkeras diri, sulit untuk ditemukan titik temu. Kita manusia hanya perlu berikhtiar dan berusaha, tapi tetap Allah subahanu wa ta’alaa yang menentukan.” Ujar Pak Ketua.

I Humas I red, Rifki I